Pindah Alamat Blog

Assalamualaikum wr.wb

Pembaca setia blog Amanahsharia.wordpress.com,

Mulai minggu lalu, kami sudah memindahkan alamat Blog ke  http://www.amanahsharia.com

Silahkan berkunjung dan dapatkan ebook gratis “Kiat-kiat Merencanakan dan Mengelola Keuangan Keluarga Secara Syariah”

Blog amanahsharia.wordpress .com  ini akan kami tutup pada hari Rabu, 7 Desember 2011 pukul 24.00.

Wassalam,

Shinta Rahmani
Amanahsharia Content Team

Menjadi Muslim (harus) Kaya

Menjadi seorang muslim harus (siap) kaya. Pernyataan kalimat tersebut saya peroleh saat saya diberi kesempatan untuk mengunjungi kota Mekkah, dimana masjidil haram berada. Mengapa demikian? Ya karena jika kita sholat di masjidil haram maka pahala yang diberikan Allah 100 ribu kali lipat sholat ditempat lain, begitu juga sholat di masjid Nabawi yang nilainya 1000 kali sholat di tempat lain.

“Shalat di Masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih utama 1000 kali lipat dibandingkan shalat di manapun kecuali di Masjidil Haram.
Sebab shalat di Masjidil Haram 100 kali lipat dibanding shalat di Masjidku ini.”
(Muttafaq Alaih).

Kemudian di Raudhah, sebuah tempat di dalam masjid Nabawi, jika kaki kita pernah menginjak Raudhah, maka berarti kita (seolah-olah) telah mengunjungi taman surga,

 Dari Abu Hurairah, ia berkata dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Antara rumahku dan mimbarku adalah di antara taman surga.” (HR. Bukhari no. 1196 dan Muslim no. 1391
).

Read more of this post

Menyambut Tahun Baru 1433 Hijriah

Bulan Muharram bagi umat Islam dipahami sebagai bulan Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, yang sebelumnya bernama “Yastrib”. Sebenarnya kejadian hijrah Rasulullah tersebut terjadi pada malam tanggal 27 Shafar dan sampai di Yastrib (Madinah) pada tanggal 12 Rabiul awal. Adapun pemahaman bulan Muharram sebagai bulan Hijrah Nabi, karena bulan Muharram adalah bulan yang pertama dalam kalender Qamariyah yang oleh Umar bin Khattab, yang ketika itu beliau sebagai khalifah kedua sesudah Abu Bakar, dijadikan titik awal mula kalender bagi umat Islam dengan diberi nama Tahun Hijriah.

Memang kita bisa merasakan bedanya peristiwa penyambutan tahun baru Masehi dan tahun baru Islam (Hijriah). Tahun baru Islam disambut biasa-biasa saja, jauh dari suasana meriah, tidak seperti tahun baru Masehi yang disambut meriah termasuk oleh masyarakat muslim sendiri. Sebagai titik awal perkembangan Islam, seharusnya umat Islam menyambut tahun baru Islam ini dengan semarak, penuh  kesadaran sambil introspeksi, merenungkan apa yang telah dilakukan dalam kurun waktu setahun yang telah berlalu.

Dalam bahasa Arab, hijrah bisa diartikan sebagai pindah atau migrasi. Tafsiran hijrah disini diartikan sebagai awal perhitungan kalender Hijriyah, sehingga setiap tanggal 1 Muharam ditetapkan sebagi hari besar Islam. Namun Secara istilah ia mengandung dua makna yaitu,hijrah makani dan hijrah maknawi . Hijrah makani artinya hijrah secara fisik berpindah dari suatu tempat yang kurang baik menuju yang lebih baik dari negeri kafir menuju negeri Islam. Adapun hijrah maknawi artinya berpindah dari nilai yang kurang baik menuju nilai yang lebih baik, dari kebathilan menuju kebenaran, dari kekufuran menuju keIslaman.

Makna terakhir oleh Ibnu Qayyim bahkan dinyatakan sebagai al-hijrah al-haqiqiyyah. Alasannya hijrah fisik adalah refleksi dari hijrah maknawi itu sendiri. Dua makna hijrah tersebut sekaligus terangkum dalam hijrah Rasulullah SAW dan para sahabatnya ke Madinah. Secara maknawi jelas mereka berjalan dari Mekah ke Madinah menempuh padang pasir sejauh kurang lbh 450 km. Secara maknawi  jelas mereka hijrah demi terjaganya misi Islam. Inti dari peringatan tahun baru Hijriah adalah pada soal perubahan, maka ada baiknya momen pergantian tahun ini kita jadikan sebagai saat-saat untuk merubah menjadi lebih baik. Itulah fungsi peringatan tahun baru Islam. Menyambut tahun baru Hijriyah bukanlah dengan memperingatinya dan memeriahkannya. Namun yang harus kita ingat adalah dengan bertambahnya waktu, maka semakin dekat pula dengan kematian.  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 “Aku tidaklah mencintai dunia dan tidak pula mengharap-harap darinya. Adapun aku tinggal di dunia tidak lain seperti pengendara yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu meninggalkannya.“

Read more of this post

Langkah-langkah Membuat Anggaran sesuai Syariah (bag.1)

Membuat anggaran akan memberi manfaat yang besar buat anda. Anggaran merupakan salah satu alat perencanaan keuangan syariah.

Kebanyakan dari  kita sudah mengenal apa yang dimaksud dengan anggaran, yaitu memperkirakan dan mengalokasikan besarnya dana untuk suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Banyak cara yang bisa dan biasa kita lakukan untuk menyusun Anggaran Rumah Tangga ini. Para “menteri keuangan rumah tangga” sejak dahulu kala sudah melakukannya.  Mereka membagi penghasilan yang diperoleh keluarganya pada pos-pos pengeluaran rumah tangga, seperti membayar tagihan listrik, air, biaya belanja makanan selama sebulan, membayar gaji pembantu rumah tangga, baby sitter, supir dan lain-lain.

Mereka juga ada yang menggunakan amplop sebagai cara untuk memilah-milah uang pada pos-pos pengeluaran tertentu. Tiap amplop diasumsikan sebuh pos pengeluaran. Dana yang dianggarkan untuk pos pengeluaran tertentu dimasukkan pada amplop tertentu. Sebanyak apapun pos yang dibuat sebanyak itu pula Amplop disediakan. Singkatnya, kita menyebutnya sebagai manajemen Amplop. Bentuk yang lebih modern dari amplop adalah  menggunakan rekening bank untuk memilah pos pengeluaran ini. Singkatnya banyak cara yang bisa digunakan untuk mengatur anggaran rumah tangga.

Bagaimana cara membuatnya agar sesuai syariah?

Read more of this post

Apa Tujuan Keuangan Anda?

Setiap orang tentu memiliki impian dalam hidupnya. Melalui perencanaan dan pengaturan keuangan dengan benar  impian-impian yang dimiliki dapat diubah menjadi tujuan yang  bisa dicapai.

Tujuan setiap orang tentunya berbeda-beda. Tujuan anda bisa saja ingin terbebas dari hutang kartu kredit, menabung untuk memiliki dana darurat, membayar/ melunasi KPR secara lebih cepat, atau mungkin saja tujuan tersebut adalah menabung untuk memiliki uang muka KPR, menabung untuk mempersiapkan dana pensiun atau yang sederhana saja misalnya memiliki kelebihan dana di akhir bulan.

Perencanaan Keuangan syariah memiliki tujuan yang berbeda dengan perencanaan keuangan konvensional. Karena dasarnya adalah Alquran dan hadist, tujuan keuangan juga harus sesuai dengan Al Qur’an dan Hadist.

Apa saja tujuan-tujuan keuangan dalam Islam? Read more of this post

“Saving or Investing” Which One Better?

By : Nissa Ghulma Ratnasari

Dalam benak ini, masih saja diliputi tanda tanya besar. Apa benar ada perbedaan signifikan antara kedua hal ini? Sebenarnya hanya segelintir orang saja yang faham secara etimologis dan filosofis kedua kata ini. Karena bagi mereka sama saja, kedua hal ini merepresentasikan arti bahwa“mereka menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk dicadangkan sebagai dana cadangan.  Mari dikaji bersama.

Saving. (Tabungan):  Ketika seseorang menabung biasanya mereka hanya menyisihkan separuh dari penghasilan mereka. Besarnya tentatif dan bervariasi tergantung kebijakan dari setiap keluarga terutama manajer keuangan. Ya, peran penting , ini biasanya dipegang oleh seorang istri sebaga pengelola finansial. Tetapi, sayangnya bukanlah porsi tertentu yang mereka anggarkan untuk tabungan. Karena hanya sisa-sisa perjuangan dari “asap dapur” sajalah yang masuk ke bank sebagai tabungan. Sistem seperti ini terus-menerus dilakukan hingga menahun dan dengan hanya porsi yang kecil untuk tabungan. Pertanyaannya, apakah tabungan yang jumlahnya  tidak signifikan ditambah bagi hasil atau bunga yang hanya kisaran 4-6%? apakah mampu meredam inflasi yang merangkak naik hingga 10%.? Apakah tabungan yang tak seberapa itu mampu memprediksi kenaikan dana pendidikan anak kita nanti yang besarnya hingga ratusan kali lipat?

Read more of this post

Menyambut Iedul Adha

Beberapa hari lagi umat Islam  akan menyambut hari raya Idhul Adha dan melaksanakan salah satu ibadah yang mendatangkan pahala begitu besar yaitu Qurban. Qurban atau Kurban dalam bahasa Arab ( قربن) , atau disebut juga Udhhiyah atau Dhahiyyah secara harfiah berarti hewan sembelihan. Sedangkan ritual Qurban adalah salah satu ritual ibadah pemeluk agama Islam, dimana dilakukan penyembelihan binatang ternak untuk dipersembahkan kepada Allah. Ritual kurban dilakukan pada bulan Dzulhijjah  pada penanggalan Islam, yakni pada tanggal 10 (hari nahar) dan 11,12 dan 13 (hari tasyrik) bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha. Setiap ada potensi pahala, tentu sebagai orang yang beriman kita akan terpacu untuk berlomba-lomba dalam meraih pahala kebaikan tersebut. Latar belakang historis berqurban ada di dalam sejarah sebagaimana yang disampaikan dalam Al Qur’an terdapat dua peristiwa dilakukannya ritual Qurban yakni oleh Habil (Abel) dan Qabil (Cain), putra Nabi Adam AS, serta pada saat Nabi Ibrahim akan mengorbankan Nabi Ismail atas perintah Allah.

Read more of this post

Halal Dalam Mencari Rezeki

Di Era globalisasi ini halal sangat berpengaruh penting pada kehidupan seorang muslim, sadar atau tidak sadar mereka terseret ke dalam arusnya. Sehingga seringkali orang menyatakan: “Yang haram aja susah apalagi yang halal.” Satu ungkapan yang menggambarkan rendahnya kondisi keimanan dan keyakinan mereka terhadap rahmat dan rizki Allah. Padahal Allah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan dengan sangat tegas bahwa Allah akan mencukupkan rizki mereka dan tidak membebankan hal itu kepada pundak mereka. Kita tahu bahwa  Islam memandang “Halal” sangat penting dalam kehidupan manusia dan juga  Allah Swt memerintahkan kepada umat manusia agar senantiasa selalu mencari segala sesuatu di dunia ini dengan menjauhi sesuatu yang haram . Allah sebagai pemberi rizki kepada semua makhluknya, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya:

“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al a’raf:157)

Read more of this post

Aduh, Saya Terlambat Menabung Untuk Pensiun!

Kebanyakan orang di usia dua puluhan dan tiga puluhan memiliki hal-hal lain di pikiran mereka daripada pensiun. Tentu saja, tak dapat dipungkiri, diusia tersebut, masih banyak keinginan mereka untuk lebih banyak mengejar impian karir atau menikmati kesenangan masa muda.

Tapi seiring bertambahnya usia, kita tiba-tiba menyadari bahwa kita harus menabung untuk pensiun! Jika Anda menunda dalam perencanaan untuk masa pensiun, dan belum memulainya sekarang, Anda mungkin tidak terlalu berbeda dari kebanyakan orang saat ini. Di Indonesia, dimana kekerabatan antar keluarga masih erat, dimana orang tua merasa dapat menitipkan hidupnya pada anaknya kelak, situasi seperti ini memang cukup mengganggu penyampaian ide untuk segera memikirkan masa pensiun.

Bila saat ini usia Anda sudah mendekati kepala 4 atau diakhir usia tigap uluhan atau bahkan lebih, dan Anda baru menyadari bahwa hidup Anda adalah tanggung jawab Anda sendiri, dan tidak ingin menyusahkan anak-anak Anda yang mungkin sudah akan repot dengan kehidupan keluarganya sendiri kelak, Saatnya Anda memulai action menyiapkan pensiun Anda. Jangan pernah ditunda lagi

Read more of this post

Hikmah Sedekah

Semua orang tahu akan kekuatan sedekah, kekuatan berbagi pada sesama, serta kekuatan memberi pertolongan dengan ikhlas. Dalam islam ada satu cara sangat dianjurkan oleh Allah SWT dan Rasulnya untuk membantu saudara-saudara kita yang kurang mampu, yaitu dengan cara sedekah dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Ada banyak lembaga yang mengelola sedekah adapun diantaranya Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, Dompet Peduli Ummat  dan masih banyak lainnya. Sebagian Da’i menjadikan tema sedekah disetiap dakwahnya, rasululah SAW pun mengatakan bahwa “ sedekahlah walau hanya sebiji kurma”, itu artinya sekecil apapun kita bersedekah akan mendatangkan pahala.

Dalam surat Al baqarah ayat 267, Allah menjelaskan bahwa barang yang dinafkahkan seseorang haruslah miliknya yang baik, yang disenanginya, bukan barang yang buruk yang dia sendiri tidak menyukainya baik berwujud makanan, buah-buahan atau barang-barang maupun binatang ternak dan sebagainya. Read more of this post